Pages

Subscribe:

Labels

Selasa, 31 Januari 2012

Suatu Malam Di Sekret Sukma

Malam kian larut. Derai hujan masih ramai di balkon sekret Sukma. Aku lihat jam di tanganku, jarumnya menunjuk angka 12 lewat 23 menit. Dua jam bergumul dengan laptop akhirnya bisa bernapas lega, proposal sudah selesai ku ketik semua.

Aku lirik kawan disebelahku, masih dengan konfigurasi yg sama; Diaz, Resi, Romen.
Tetapi hanya Romen yang beberapa menit lalu ku lihat masih sibuk dengan BlackBerry-nya diatas kasur, sekarang sudah berjalan ke alam mimpinya.

"Sejak jadi wartawan, si Romen jadi pelor ya, lihat kasur nganggur langsung tidur," kataku.
"Iya Wit, Romen mudah lelah sekarang," timpal Resi.

Aku matikan laptop dan membereskan kabel charger yang terurai di lantai.
"Yuk pulang," kata ku pada Diaz yang sejak tadi sibuk melukis dengan cat minyak sisa.
Saat aku sibuk mengetik proposal tadi, dia malah sibuk berimajinasi dengan warna-warna cat minyak yang terbatas. Padahal dia kan ketua panitia acara! gRrr..

Entah apa juga makna lukisannya. Ada gedung tua, kubah masjid, payung, dan seorang petani.
Kata dia sih lukisan itu ada filosofinya. Anehnya meski dia menjelaskan, aku tetap tak mengerti.
Biarlah hanya dia dan Tuhan yang paham.

"Wah kok balik sih?" Kata Resi
"Iya, besok kerja," jawabku
"Balik besok subuh aja ama gw, gw bawa motor kok," katanya menahan.
"Kagak ahh, lagipula gw tadi ijinnya gak nginep sama nyokap"
"Yah, gak jadi nonton donk nih, padahal gw udah download film bagus"
"Hehehe...," ku jawab hanya cengar-cengir.

"Wah, BlackBerry gw mati nih," ujar Resi yg kini beralih perhatian ke BB-nya.
"Tadi Romen ada cas-an, coba cari di tasnya," kata ku, karena aku sudah memasukkan charger milik ku ke tas.

Resi lalu bangkit dari duduknya, menyambar tas Romen dipojokan dan mulai merogoh isinya.
Sementara itu, aku dan Diaz sudah bersiap meninggalkan ruang kreasi kami.

Tiba-tiba Resi heboh sendiri, nampaknya dia menemukan sesuatu dalam tas Romen.
"Ya ampun.. ya ampun.. ya ampun, lihat di tasnya Romen gw menemukan apa?" katanya sambil memperlihatkan temuannya pada ku dan Diaz.

Sontak kami bertiga langsung tertawa geli.
"Wah nih anak udah siap-siap aja.. Ngeri di pulbus nih gw nginep di sekret ma dia," kata Resi lagi sambil terus memegangi kondom bermerek Fiesta itu.

"Kita pulang aja yuk Yaz, tinggalin Resi, haha.." kata ku ke Diaz sambil terus tertawa melihat tampang Resi.
"Yah, jangan pulang donk, gw gimana?" ujar Resi memelas.
"Ya lu baik-baik deh ma Romen disini, kita pulang dulu, ngeri boy, hahaha..." jawabku meledek.

Aku dan Diaz mulai menuruni tangga kayu yang sempit, meninggalkan Resi yang kebingungan mencari charger BB sambil terus memegangi 'kantung ajaib' yang ditemukan dalam tas sahabatnya itu.

Di jalan aku berdoa, semoga tak terjadi apa-apa pada mereka.
Jika tidak, tentu aku akan dapat peringatan (lagi) dari bude kosan... :P



Wiwit
-Ruang Kreasi Sukma, Januari 2012-



Sabtu, 14 Januari 2012

Badai Sudah Berlalu

Tetesan di mata sudah sirna
Menangis, aku lupa
Juga lupa, perih itu apa?

Dalam alam bawah sadarku
Aku menolak mengingat itu
Tentang kisah di masa lalu
Biar saja tergerus waktu

Sepi tak lagi asing
Pun tak membenci bising
Irama suara-suara nyaring
Biar saja tetap bergeming

Senandung rindu yang dulu
Pernah berganti irama sendu
Kini seruling syahdu
Bernyanyi hilangkan pilu

Sepasang mata malaikat
Menuntunku tanpa sekat
Melewati rasa sembilu
Dan badai pun berlalu...



Sebuah catatan tentang hari ini, setahun yang lalu
Wiwietz / 14 Januari 2012

Senin, 02 Januari 2012

Kembali Sebelum Hujan

Berpijak diatas bumi
Melihat awan bersedih hati
Ia murung tak peduli
Angin menggiringnya pergi

Mungkin sebentar lagi

Ia turun membasahi
Tak peduli manusia yang belum kembali
Pada rumahnya sendiri

Sebelum tetesannya jatuh ke bumi

Segeralah kembali
Ke tempat dimana ada kehangatan
Dan disana ada rasa nyaman

*intinya segeralah pulang, nanti keburu hujan dan kedinginan :p